Timbal Balik Foto dan Tulisan

Zaman sekarang masyarakat tak bisa dilepaskan dari kebiasaan berfoto pada hampir setiap moment. Tak bisa dipersalahkan namun pada kesempatan ini. Saya ingin menuliskan dua studi

Sunny H

Zaman sekarang masyarakat tak bisa dilepaskan dari kebiasaan berfoto pada hampir setiap moment. Tak bisa dipersalahkan namun pada kesempatan ini. Saya ingin menuliskan dua studi kasus. Semoga tulisan singkat ini bisa mengingatkan pribadi penulis dan banyak orang.

Studi pertama

Ketika kita berkumpul bersama teman-teman yang lama tak bertemu. Kita asyik berfoto namun tak bercerita. Pada situasi ini kita hanya mendapatkan kepuasan mata, pengakuan bahwa kita pernah bertedfmu atau mengenal seorang. Namun tidak punya nilai atau rasa untuk kembali bertemu.

Bila keadaan ditambah dengan cerita pada percakapan itu. Bisa saja kita mendapatkan solusi atau setidaknya sudut pandangan lain dalam menghadapi permasalahan kita. Secara tidak langsung ini memperkuat silahturahmi dan keinginan untuk kembali bertemu.

Studi kedua

Perkara pariwisata baik tempat hiburan maupun kuliner. Rasanya saat ini menjamur kebiasaan berfoto sebelum makan dan berfoto di landmark sebuah daerah. Pertanyaan apakah kita tahu cerita dibalik tempat ataupun makanan tersebut. Seperti halnya studi pertama, foto hanya bisa dilakukan sekali dan kurang menarik untuk datang kembali.

Intinya, foto dan tulisan saling melengkapi. Kita tak bisa mengabaikan salah satunya. Foto kuat secara ingatan dan tulisan kuat secara emosioal. Dalam urusan menjual produk rasanya keduanya harus dimaksimalkan. Mungkin kedua kemampuan itu tak didapatkan dalam satu orang. Namun itulah indahnya perbedaan, bisa saling belajar dan memahami hal baru.

Sumber: (pastikan lebih dari satu sumber)

Tags

Related Post

Leave a Comment

Ads - Before Footer