Bukanlah delman, kududuk di muka mengendarai kuda
Atau gerobak, kujalan di depan menarik kereta
Namun nestapa, kududuk atau tegak dimana pun, semua tertawa
Dari jendela lantai dua belas kantor-kantor mewah
Memunggungi nasib para fakir seraya menyesap kopi ‘murah’
Apalah aku?
Dindingku kardus,
atapku papan,
sandalku karet ban
Terasa dingin saat hujan,
terasa panas saat terik
Terkadang terbalik,
Terkadang entahlah
Apalah aku?
Hanya pusaran debu di tengah semesta
Oi, siapalah aku?
Mengukir senyum di wajah Mamak pun aku tak mampu
Dan inilah aku.
Mencucuk botol di sepanjang jalan
Memungut plastik di sepanjang hari
Menatap pongah di sepanjang asa
Agar kudapat makan nasi malam nanti,
Untuk lalu puasa tiga hari lagi