Sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional Trans Sumatera, sebuah jalan tol sepanjang 111,69 kilometer kini tengah dibangun melintasi tiga kabupaten dan satu kota di Sumatera Selatan. Proyek yang dinamai Kapal Betung (Kayu Agung—Palembang—Betung) tersebut akan menghubungkan Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kabupaten Ogan Ilir, Kota Palembang dan Kabupaten Banyuasin. Progres pembangunannya sendiri telah mencapai 45% sejak Juni 2018 lalu.
Pembangunan Tol Kapal Betung dibagi menjadi tiga sesi, yaitu : Sesi 1 yang menghubungkan Kayu Agung—Palembang dengan panjang 33,5 kilometer; Sesi 2 yang menghubungkan Palembang—Musi Landas sepanjang 33,9 kilometer; dan Sesi 3 dari Musi Landas –Betung dengan panjang 44,69 kilometer. Kepala Divisi (Kadiv) 6 PT. Waskita Karya Gunadi Soekardjo mengatakan, konstruksi jalan tol tersebut telah dimulai sejak Juni 2016 lalu dan dijadwalkan selesai pada Juni 2019 mendatang.
Rawa Gambut jadi Kendala Utama
Serupa dengan pembangunan tol Palindra (Palembang—Indralaya), kendala utama dalam pembangunan jalan Tol Kapal Betung adalah struktur tanah di sepanjang lokasi pembangunan yang 80% berupa rawa gambut yang selalu tergenang air sepanjang tahun. Berbeda dengan tanah keras, tanah gambut memerlukan metode khusus dalam penanganannya, seperti vacuum solidation, soil preloading, pile slab dan penimbunan tanah kembali.
Selain itu, Tol Kapal Betung juga tercatat melintasi tiga sungai, sehingga diperlukan pembangunan jembatan pula. Tahap pengerjaannya yang rumit tersebut membuat waktu pengerjaan tol Kapal Betung menjadi lebih lama dan biayanya lebih mahal.
Betung – Kayu Agung Tinggal 45 Menit Berkendara
Gunadi menjelaskan, jalan tol Kapal Betung akan terhubung dengan ruas dari Bakauheni—Terbanggi Besar, Terbanggi Besar—Pematang Panggang dan Pematang Panggang—Kayu Agung, sebagai bagian dari proyek jalan Trans Sumatera. Setelah semua ruas jalan tol tersebut rampung dan terhubung, waktu tempuh dari Bakauheni ke Betung diprediksi hanya akan membutuhkan waktu sepertiga dari waktu tempuh saat ini. Sementara untuk ruas dari Kayu Agung (OKI) ke Palembang, yang awalnya harus ditempuh dalam waktu 2,5 jam akan berkurang menjadi hanya 45 menit.
“Disamping mengurangi waktu tempuh terhadap jarak yang ada, pembangunan jalan tol ini juga diharapkan dapat mengurangi biaya operasional pengiriman barang kebutuhan pokok maupun subtitusi, sehingga dapat meningkatkan perekonomian disekitar lokasi yang dilalui, dan diharapkan dapat mempercepat proses perkembangan dan pemekaran wilayah dengan adanya jalur transportasi antar kota dan wilayah yang lebih cepat dan lebih mudah”, timpal Gunadi, dilansit dari sumeks.co.id.
Setelah berkurangnya debit hujan sejak April lalu, pihak Waskita tidak lagi mengalami kesulitan yang signifikan dalam pengerjaan konstruksi. Hal tersebut berbanding terbalik dengan konstruksi ketika musim penghujan. Setelah hujan satu hari, maka pengerjaan konstruksi dapat tertunda hingga tiga hari lamanya.
Saat ini pihak konstruksi tengah mengupayakan semua sumberdaya untuk mempercepat penyelesaian pembangunan Tol Kapal Betung, termasuk penyelesaian masalah pembebasan lahan.
(sumber : koranindonesia.id; sumeks.co.id)