Setelah Kilimanjaro, Mafesripala Kini Jajal Gunung Elbrus

Belum setahun sejak menginjakkan kakinya di Puncak Gunung Kilimanjaro, kini tim Mafesripala (Mahasiswa FE Unsri Pencinta Alam) kembali menorehkan prestasi yang anyar. Mafesripala yang diwakili

Sunny H

Belum setahun sejak menginjakkan kakinya di Puncak Gunung Kilimanjaro, kini tim Mafesripala (Mahasiswa FE Unsri Pencinta Alam) kembali menorehkan prestasi yang anyar. Mafesripala yang diwakili dua pendakinya, Muhammad Razaq dan M. Gilang Sukma Bagaskara, berhasil menaklukkan puncak Gunung Elbrus di Rusia. Pendakian ke puncak Elbrus tersebut menandai checkpoint ketiga Mafesripala dalam ekspedisi akbar mereka yang bertajuk World Seven Summit. Sebelumnya, tim Mafesripala juga telah berhasil mendaki Puncak Cartensz Pyramid (Jayawijaya) pada April 2017 dan Puncak Kilimanjaro (Kilimanjaro) pada Mei 2018 lalu.

Persiapan Fisik dan Mental

Mafesripala memenuhi target yang mereka tetapkan sejak turun dari Gunung Kilimanjaro, yaitu melakukan pendakian ketiga di Gunung Elbrus, Rusia, sebelum tahun 2018 berakhir. Dua atlet yang mewakili Mafesripala, Razaq dan Gilang, tentu tidak main-main dalam melakukan persiapan pendakian, baik persiapan mental maupun fisik. Mereka sebelumnya telah menjalani serangkaian tes da pelatihan di bawah pengawasan Dr. Bayu Hardiono, akademisi di bidang kepelatihan dan kebugaran fisik.

“Kedua atlet ini merupakan peserta seleksi dari kegiatan sebelumnya. Sudah sejak awal mereka terlibat, selama setahun ke belakang, sehingga tidak terlalu sulit mengarahkan mereka untuk membentuk fisik yang dibutuhkan dalam pendakian ini”, terang Bayu dalam pelepasan atlet menuju puncak Elbrus pada 27 Agustus lalu, dilansir dari travel.kompas.com.

Tak hanya ketahanan mental dan fisik, pada tahap akhir seleksi, Razaq dan Gilang juga mengikuti rangkaian tes komprehensif mengenai kemampuan dasar bertahan hidup dan pengetahuan pendakian di gunung. “Untuk itu, Mafesripala juga berkonsultasi dengan beberapa sumitter (pendaki tujuh puncak dunia) asal Indonesia dalam tahapan proses ini”, timpal Bayu.

Salah satu pendaki, Muhammad Razaq mengatakan, menuntaskan misi Ekspedisi World Seven Summit bukanlah hal yang mudah, karena memerlukan stamina yang kuat. “Semakin ke sini, gunung yang kita daki semakin sulit. Karena itu, tidak hanya fisik, tetapi kami juga dibekali kemampuan teknis agar mampu mengatasi setiap kendala di lapangan”, ujarnya.

Berhasil Setelah Melewati Badai

Tim Mafesripala diberangkatkan dari Palembang pada 27 Agustus lalu, dengan target pendakian selama 10 hari. Tim berhasil mencapai puncak Elbrus pada Kamis (06/09) lalu, tepatnya pukul 11.15 waktu Rusia. Bersama, Razaq dan Gilang berhasil mengibarkan bendera merah putih dan bendera Mafesripala setelah tiba di puncak Elbrus.

Perjalanan mereka tentu penuh rintangan. Tim mafesripala beserta guide memulai persiapam mencapai puncak sejak pukul 02.00 dini hari waktu setempat. Tim kemudian mencapai ketinggian 5.000 mdpl pada pukul 05.15, dan mulai menyusuri traverse menuju saddle (perlintasan puncak barat dan puncak utara Elbrus). Razaq mengaku tim sempat terhambat menuju puncak pada lintasan fix rope berkemiringan 60 derajat karena seketika terjadi badai angin. Meski kesulitan, mereka akhirnya berhasil menjajal puncak berketinggian 5.642 Mdpl tersebut dengan penuh perjuangan.

“Semua tim dan guide dalam keadaan sehat dan selamat. Kami mohon doa”, kata Razaq melalui kompas.com pada Sabtu (08/09) lalu. Proses pendakian di Elbrus diakui Razaq sangat berbeda dengan yang telah dilakukannya di Kilimanjaro. “Tim kami tetap tidak patah semangat saat menghadapi cuaca gunung yang terus berubah. Memang di sini track-nya sangat menantang. Tapi kami berhasil mencapai puncak”, tambah Razaq.

Hampir Separuh Jalan

Dengan menuntaskan Ekspedisi Elbrus, Mafesripala hampir mencapai progres 50 persen dari total target Ekspedisi World Seven Summit yang akan mereka lanjutkan. Masih tersisa empat gunung lagi yang akan dan harus didaki Tim Mafesripala : Gunung Vinson, Antartika (4.897 mdpl); Gunung Aconcagua, Argentina (6.962 mdpl); Gunung Denali, Alaska (6.194 mdpl); dan Gunung Everesy di perbatasan Nepal dan Tibet (8.848 mdpl).

“Semua berkat dukungan dari Universitas Sriwijaya, Fakultas Ekonomi yang membesarkan kami, IKA Unsri, rekan, senior serta seluruh warga Sumsel yang mendoakan kegiatan ini. Karena kita menjadi Mapala pertama di Sumatera yang telah mendaki tiga puncak apabila ini berhasil, mohon doanya agar kami tetap membumi“, ujar Muhammad Gilang.

Meski mencatatkan sejarah baru bagi sepak-terjang Mafesripala, ternyata Mafesripala bukan Mapala pertama di Sumsel yang berhasil mendaki puncak Elbrus. Satu bulan sebelum keberangkatan tim Mafesripala, tepatnya pada 31 Juli 2018, Mapala Alfedya UMP (Universitas Muhammadiyah Palembang) juga memberangkatkan tiga orang atlet mereka dalam misi pendakian Gunung Elbrus. Selain mencapai puncak Gunung Elbrus, mereka bertiga juga mengusung misi budaya yang secara simbolik dilakukan dengan pengibaran kain songket di Puncak Elbrus.

(sumber : kompas.com; tribunnews.com)

Tags

Related Post

Leave a Comment

Ads - Before Footer