Resmi, RSUD Sumsel Diganti Nama Menjadi RSUD Siti Fatimah

Setelah bangunannya diresmikan 23 Juni 2018 lalu oleh Menkes RI, Nila F. Moeloek, kini RSUD Provinsi Sumsel kembali disorot publik. Rumah sakit yang diklaim terlengkap

Sunny H

Setelah bangunannya diresmikan 23 Juni 2018 lalu oleh Menkes RI, Nila F. Moeloek, kini RSUD Provinsi Sumsel kembali disorot publik. Rumah sakit yang diklaim terlengkap di Provinisi Sumsel tersebut kini resmi berganti nama menjadi RSUD Siti Fatimah. Peresmian nama tersebut dilakukan langsung oleh Gubernur Sumsel, Alex Noerdin pada senin (17/09) lalu, dihadiri oleh Kadis Kesehatan Sumsel Lesty Nurainy, kapolda Sumsel Zulkarnain Adinegara, Ketua DPRD Sumsel Yansuri serta Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex Noerdin.

Pemberian nama disebutkan sudah melalui pembahasan yang panjang dengan melibatkan berbagai tokoh masyarakat Sumsel, termasuk sejumlah sejumlah anggota LVRI Sumsel. Dari lima nama yang diusulkan, pada akhirnya nama Siti Fatimah menjadi nama yang dipilih untuk mencitrakan rumah sakit kebanggan Sumsel tersebut.


Siapa Sebenarnya Siti Fatimah?

Sosok Siti Fatimah sendiri tak lain merupakan istri dari pejuang kemerdekaan, Muhammad Noerdin Pandji yang juga merupakan orangtua dari Gubernur Sumsel, Alex Noerdin. Pada masa perjuangan kemerdekaan, Siti Fatimah menjabat sebagai kepala dapur umum dan bertugas mengobati prajurit Indonesia yang terluka.

“Ini sudah dirembukkan banyak pihak. Bukan karena ia (Siti Fatimah) ibu gubernur, tapi beliau benar-benar berjasa. Karena saat ayah saya, Mayor M. Noerdin Pandji berjuang melawan penjajah, Ibu Siti Fatimah ikut merawat prajurit-prajurit yang terluka. Ini kesaksian beberapa veteran”, terang Alex. “Karena itu, kami minta diikhlaskan agar nama RSUD ini diberi nama Siti Fatimah. Semoga menjadi berkah bagi kita semua”, sambungnya, dialnsir dari sindonews.com.

Alex berharap RSUD yang berlokasi di KM 5 Palembang ini menjadi rumah sakit percontohan dan bermanfaat bagi masyarakat luas. Alex juga mengatakan, peresmian RSUD ini bukan hanya menjadi cita-citanya, tapi cita-cita seluruh masyarakat. Dengan fasilitas yang lengkap dan canggih, diharapkan RSUD Siti Fatimah menjadi alternatif pilihan masyarakat selain berobat keluar negeri.

“Bayangkan ini bantuan dari APBN baru Rp85 miliar dari komitmen Rp900 miliar. Dengan bantuan hampir Rp1 triliun itu bisa dibayangkan seperti apa fasilitasnya. Kalau selama ini ada yang berobat ke Singapura, nanti tidak perlu lagi cukup berobat disini saja, dengan harga yang lebih terjangkau,” katanya.

Sudah Beroperasi Tiga Bulan

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel, Lesty Nurainy mengatakan bahwa RSUD sudah beroperasi sejak diresmikan 23 Juni lalu. “RSUD ini sudah beroperasional. Namun masih terbatas pada empat pelayanan saja, seperti pelayanan dasar, Poli dan UGD. Sejauh ini banyak yang rawat jalan karena untuk rawat inap memang belum (ada)”, jelasnya. Pelayanan rawat inap direncanakan baru akan beroperasi setelah pembangunan lantai enam selesai. Disamping pelayanan rawat inap, fasilitas unggulan RSUD Siti Fatimah, yaitu ortopedi juga akan segera dioperasikan setelah pembangunan tersebut rampung.

Saat ini pihaknya mengaku masih terus menyempurnakan perekrutan SDM dan pembangunan. Jumlah karyawan RSUD Siti Fatimah baru sebanyak 280 orang, dengan 24 jabatan struktural yang baru diisi delapan orang dan posisi Direktur Umum yang masih diseleksi.

“Di rekrutmen tahap terakhir ini sudah ada sekitar 1000 pendaftar. Setelah diseleksi di tahap akhir ini, untuk posisi Dirut akan segera dipilih”, ungkap Lesty, dilansir dari sripoku.com.

(sumber : sindonews.com; tribunnews.com; )

Tags

Related Post

Leave a Comment

Ads - Before Footer