Bagi sebagian pendaki, mendaki gunung adalah hobi. Namun bagi sebagian yang lain, mendaki gunung adalah bagian tak terpisahkan dari hidup. Orang-orang yang kedua lazimnya berkumpul atau pernah berkumpul secara terorganisir dalam sebuah wadah bernama Mapala (Mahasiswa Pecinta Alam).
Di kampus-kampus di Sumsel sendiri terdapat banyak Mapala, namun Mapala yang baru-baru ini paling hangat diperbincangkan adalah Mafesripala, kelompok Mahasiswa Pecinta Alam yang berbasis di Fakultas Ekonomi Unsri. Bukan tanpa sebab Mafesripala menjadi sorotan publik. Pada 25 Mei lalu, dua orang atlet yang diutus Mafesripala dalam ekspedisi bertajuk “Ekspedisi Eureka” telah berhasil mencapai Uhuru Peak, puncak tertinggi dari Gunung Kilimanjaro di Tanzania, Afrika. Pendakian yang memakan waktu lima hari tersebut lantas menjadikan Mafesripala sebagai Mapala pertama dari Pulau Sumatera yang berhasil menginjakkan kaki di Puncak Uhuru.
Pendakian di Gunung Kilimanjaro tentu tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Lantas apa saja yang dipersiapkan Mafesripala sebelum memulai Ekspedisi Eureka? Tim Srivijaya mencoba mewawancarai M. Abdurahman Bagus Nata, salah seorang atlet Mafesripala yang diutus dalam ekspedisi tersebut.
Bagaimana sih persiapan rekan-rekan Mafesripala untuk pemberangkatan ke Kilimanjaro?
“Persiapannya sudah berlangsung lima bulan, sejak Bulan Januari (2018) tadi sampai Bulan Mei, mulai dari proses seleksi hingga training center yang diikuti kurang lebih 20 atlet Mafesripala. Dari proses seleksi tersebut, didapatlah dua atlet yang terpilih mendaki Gunung Kilimanjaro.”
Selain Bagus Nata, seorang atlet Mafesripala lain yang lolos seleksi adalah Muhammad Razaq. Keduanya merupakan mahasiswa aktif di Fakultas Ekonomi Unsri.
Setelah atlet terpilih, apalagi yang dipersiapkan sebelum berangkat ke afrika?
“Tentunya fisik yang harus dipersiapkan, serta kelengkapan alat untuk pendakian.”
Berapa lama waktu perjalanan mulai dari Palembang sampai ke Puncak Uhuru?
“Kalau dari Palembang sampai Puncak Uhuru itu kurang lebih delapan hari.”
Sebenarnya apa misi utama yang dibawa Mafesripala dalam Ekspedisi Eureka?
“Misi utama kami adalah membawa kain jumputan khas Palembang ke puncak tertinggi di Afrika, juga sekaligus menjadi Mapala pertama dari Pulau Sumatera yang mencapai puncak tertinggi di Benua Afrika.”
Kesan apa yang paling membekas selama ekspedisi berlangsung?
“Tentunya suhu ekstrem yang kami rasakan saat melalui trek pendakian menuju Uhuru.”
Selidik punya selidik, Puncak Uhuru berada di ketinggian 5.895 mdpl. Suhu ekstrem, salju, kabut dan badai tentu mengintai kedua atlet ini selama pendakian menuju puncak.
Apakah Mendaki Puncak Uhuru ini berbeda dengan Mendaki Gunung-gunung lain?
“Pastinya berbeda, karena suhu dan keadaan lingkungan sekitar yang lain dari gunung-gunung lain yang pernah saya daki”.
Di tempat terpisah, Muhammad Razaq bahkan berterus terang bahwa medan menuju Puncak Uhuru adalah medan pendakian paling berat yang pernah ia lewati semasa hidupnya.
Kabarnya Mafesripala Sudah Membidik Puncak Elbrus, Rusia, untuk ekspedisi berikutnya?
“Benar, dalam waktu dekat ini.”
Apakah sudah ada timeline persiapan ekspedisi berikutnya ke Elbrus?
“Belum, masih direncanakan, bang”.
Pendakian Mafesripala di Gunung Kilimanjaro ternyata merupakan salah satu rangkaian dari sebuah ekspedisi akbar bertajuk “Mafesripala World Seven Summits Expedition”. Puncak Uhuru adalah puncak kedua yang ditaklukkan atlet Mafesripala, setelah puncak Carstensz Pyramid di tahun sebelumnya.
Ekspedisi Mafesripala yang bertujuan mendaki tujuh puncak gunung tertinggi di dunia direncanakan akan terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya, dengan Puncak Everest sebagai target terakhir. Adapun persiapan pendakian menuju Puncak Elbrus di Rusia direncanakan Mafesripala akan mulai berlangsung pasca Idul Fitri mendatang dan diusahakan juga dapat tercapai di tahun 2018.
Penaklukan Puncak Uhuru tentu bukan sekedar pencapaian individual kedua atlet Mafesripala, tetapi juga prestasi kolektif bagi Mafesripala dan semua pihak yang terlibat di dalamnya. Selain memperkenalkan kain jumputan khas Sumsel kepada dunia, pencapaian Mafesripala kali ini juga turut mengangkat nama baik Sumsel sebagai tuan rumah Asian Games 2018.
(Referensi : kompas.com; rmolsumsel.com)