Kebermaknaan Belajar Bersama Guru

Sistem kurikulum di Indonesia hampir setiap tahun berubah-ubah, sehingga tidak hanya peserta didik, guru juga dibuat bingung akan kurikulum tersebut. Seharusnya belajar merupakan hal yang

Sunny H

Sistem kurikulum di Indonesia hampir setiap tahun berubah-ubah, sehingga tidak hanya peserta didik, guru juga dibuat bingung akan kurikulum tersebut. Seharusnya belajar merupakan hal yang sangat menyenangkan. Apalagi saat mendengar belajar matematika, pelajaran yang kurang disenangi peserta didik dan seakan-akan menjadi momok bagi peserta didik. Sebagai seorang calon pendidik kami harus memiliki solusi untuk bagaimana cara menyampaikan pembelajaran matematika yang menyenangkan. Salah satu cara yang dipilih adalah dengan menggunakan alat peraga. Fungsi utama dari alat peraga adalah untuk menurunkan keabstrakan dari konsep, agar peserta didik mampu menangkap arti sebenarnya konsep dari materi tersebut.

Seperti yang kami lakukan dengan mengunjungi salah satu sekolah, tepatnya SMP IBA Palembang yang berlokasi di Jl. Mayor Ruslan No. 885 A, 20 Ilir Timur Kota Palembang, Sumatera Selatan pada hari Rabu, 27 April 2019. Disana para peserta didik mempelajari matematika pada materi lingkaran dengan menggunakan media pembelajaran yang sudah kami buat, yaitu “ASTERI”. ASTERI adalah singkatan dari “Luas Lingkaran, Tembereng dan Juring”. Media itu dapat kami gunakan menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit dan realitis tentang lingkaran. Dengana media tersebut antusiasme peserta didik untuk belajar meningkat. Media itu dapat membangkitkan motivasi dan merangsang peserta didik untuk belajar.

Kami juga melihat sisi lain cara mereka belajar dengan posisi ternyamannya untuk mengikuti pembelajaran. Mereka cenderung tidak pada posisi yang rapi, namun mereka masih memperhatikan pembelajaran. Saat kami tanya pun mereka paham dengan materi pembelajaran yang kami sampaikan.

Guru dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang penting. Bagaimanapun hebatnya kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperluakan dalam proses pembelajaran. Teknologi yang hebat sekalipun yang dihadirkan melalui media pembelajaran tetap tidak akan mampu menggantikan peran seorang guru. Namun, guru hanyalah salah satu fasilitator yang memudahkan siswa dalam proses pembelajaran, sebagai pengelola yang menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman, sebagai demonstrator yang mampu membantu setiap materi pelajaran bisa lebih dipahami dan dihayati oleh peserta didik, sebagai pembimbing yang selalu membimbing siswanya menemukan berbagai potensi yang dimiliki sebagai bekal hidup mereka untuk mencapai tujuan yang menjadi harapan bagi orang tua dan masyarakat, sebagai motivator yang selalu memotivasi siswanya dan juga sebagai evaluator yang menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan juga menentukan keberhasilan guru dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang telah diprogramkan. Untuk itu, seorang guru harus menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dengan berbagai metode mengajar yang bervariasi. Guru juga harus menanamkan kepada para siswa nya untuk tidak menjalankan proses belajar yang hanya berorientasi pada nilai. Hal tersebut juga perlu dukungan orang tua yang tidak membiasakan menanyakan nilai anak, melainkan apa yang ia pelajari di sekolah. Jika demikian, persaingan pendidikan pasti akan berjalan sehat.

Pada dasarnya, guru dan peserta didik sama-sama berperan dalam proses pembelajaran, juga sarana dan prasarana pendukung lainnya. Siswa juga butuh dukungan dari orang tua dan lingkungan yang bisa memotivasinya. Sarana dan prasarana juga harus memadai untuk membantu kelancaran proses jalannya kegiatan pembelajaran. Apabila semua sudah seimbang, maka akan terwujudlah tujuan dari pembelajaran itu.

Menyorot masalah pendidikan tidak akan pernah ada habisnya. Keberhasilan suatu proses pembelajaran di dalam sebuah pendidikan perlu peran guru, siswa, orang tua, masyarakat, pemerintah, sarana dan prasarana yang saling berinteraksi untuk menjalankan fungsinya. Semoga pendidikan di Indonesia bisa lebih maju dengan cara yang sehat dan seharusnya.

(Ditulis oleh Satiti Handayani dan Shanty April Liati, Mahasiswi Program Studi Pendidikan Matematika UIN Raden Fatah Palembang)

Tags

Related Post

Leave a Comment

Ads - Before Footer