Seorang kakak
Tersandang atas empiris perjalanan
Dia tumbuh bagaikan pohon
Tak pernah memohon
Ada kalanya, manusia seperti burung
Datang silih berganti
Datang sekedar singgah
Pergi tinggalkan jejak merah
Dia tak marah, tak memaksa pulang
Dia selalu mengerti
Hanya ini, bisa dia lakukan
Mendengar, berasumsi, lalu lupakan
Menyimpan keresahannya, dalam sebait syair
Tak kuat membiarkan mengalir
Ceritanya mereka, ialah pembelajaran
Terima kasih seorang kakak, maaf tak lebih
Mengingatkan, mengingat, dan ingat
Dia tak bisa bergerak, silahkan bertindak
Selalu dan akan berada ditempat sama
Namun, komitmen hal pertama
Kelak tak hanya ada empat mata
Mungkin lebih, penting ialah menjaga hati