Ini Dia 5 Perbedaan Bunga Bangkai dan Bunga Raflesia! Kamu Harus Tahu!

Siapa yang tidak pernah mendengar tentang bunga bangkai? Semua orang tentu tahu apa yang membuat bunga tersebut dinamai sedemikian rupa. Berbeda dengan kebanyakan jenis bunga

Sunny H

Siapa yang tidak pernah mendengar tentang bunga bangkai? Semua orang tentu tahu apa yang membuat bunga tersebut dinamai sedemikian rupa. Berbeda dengan kebanyakan jenis bunga di dunia yang memancarkan aroma harum yang khas, bunga bangkai justru menyebarkan aroma busuk yang menyerupai bau bangkai. Selain karena aromanya yang ‘khas’ tersebut, bunga satu ini juga terkenal karena ukurannya yang jumbo alias sangat besar.

Meski semua orang paham tentang fakta mendasar tersebut, nyatanya tidak semua orang tahu bahwa pada dasarnya ada dua jenis bunga raksasa yang berbau bangkai di dunia ini : bunga bangkai dan bunga raflesia. Hal lain yang tidak diketahui secara umum, adalah bahwa keduanya adalah bunga yang sama sekali berbeda. Nah, kok bisa?

Srivijaya.id kali ini akan membahas fakta-fakta tentang bunga bangkai dan bunga raflesia yang sering membuat banyak orang salah kaprah dan menganggap keduanya sama.

Nama Latin dan Jenis

Tentu karena bunga bangkai dan bunga raflesia merupakan dua tanaman yang sama sekali berbeda, mereka pun memiliki nama latin yang berbeda. Bunga bangkai yang paling sering dijumpai memiliki nama latin Amorphopallus Titanum (titan arum). Setidaknya terdapat 170 jenis bunga bangkai yang tersebar di seluruh dunia, dengan 25 jenis di antaranya bisa ditemui di Indonesia, seperti Amorphophallus gigas, Amorphophallus Variablili dan Amorphophallus moeleri. Bunga bangkai merupakan bunga majemuk dan termasuk ke dalam suku talas-talasan (araceae)

Di lain pihak, spesies bunga raflesia yang paling populer memiliki nama latin yang lebih familiar dengan telinga orang Indonesia, yaitu Raflessia Arnoldii. Hingga kini terdapat 30 macam spesies bunga raflesia yang terkonfirmasi keberadaannya, dengan wilayah persebaran di sepanjang Asia Tenggara, mulai dari Thailand hingga Filipina. 8 Jenis bunga raflesia merupakan flora endemik Indonesia.

Ukuran

Fakta lain yang sering membuat keliru orang Indonesia adalah ukuran bunga bangkai dan bunga raflesia. Julukan bunga terbesar di dunia sebenarnya dinobatkan pada bunga Raflesia. Walau demikian, jika diamati sekilas, bukankah bunga bangkai berukuran jauh lebih besar dari Raflesia? Untuk hal satu ini, perlu diakui, bunga bangkai agak ‘licik’ dalam menipu mata.

Bunga bangkai sebenarnya bukan hanya bunga, melainkan tanaman lengkap yang tumbuh di atas umbinya sendiri. Selayaknya tanaman lain, bunga bangkai memiliki berbagai anggota tubuh, mulai dari akar, daun, batang hingga bunga. Dengan kata lain, tampilan fisik yang terlihat dari luar sebenarnya merupakan rangkaian semua anggota tubuh bunga bangkai, bukan hanya bunganya.

Lantas, bagian mana dari bunga bangkai yang sebenarnya disebut ‘bunga’? Bunga bangkai sebenarnya berada di balik daunnya, tersembunyi di balik selubung yang berwarna merah (spathe) di bagian dasar tumbuhan. Bunga yang bentuknya menyerupai buah cermin tersebut berukuran kecil dan tersusun rapi di bagian dalam tanaman. Bentuk bunga bangkai biasanya dapat diamati secara langsung ketika tumbuhan bunga bangkai sudah melewati puncak masa mekarnya, ketika pelepah daunnya layu dan rontok.

Berbeda dengan bunga bangkai yang merupakan tumbuhan sempurna, bunga raflesia adalah tanaman parasit. Raflesia hanya bisa tumbuh dengan menyerap nutrisi dari inangnya, yang berarti Raflesia tidak memiliki anggota tubuh yang lengkap seperti bunga bangkai. Dengan kata lain, seluruh bagian tubuh bunga raflesia merupakan bunga itu sendiri, yang diameter maksimalnya jauh lebih besar dari bunga bangkai.

Tanaman Ikonik Indonesia

Bunga raflesia, khususnya Raflessia Arnoldii banyak di temukan di hutan tropis Sumatera. Demikian pula dengan bunga bangkai. Namun di antara kedua tanaman tersebut, kira-kira mana yang lebih ikonik bagi Indonesia?

Jawabannya adalah : keduanya sama-sama ikonik. Bunga Raflesia disahkan Presiden Soeharto pada tahun 1993 lewat Keputusan Presiden No.4 Tahun 1993 sebagai bunga nasional Indonesia, berdampingan dengan melati putih dan anggrek bulan.

Bunga bangkai pun tak mau kalah. Meski tidak termasuk bunga nasional, namun bunga bangkai Amorphophallus Titanum (titan arum) disahkan sebagai flora identitas Provinsi Bengkulu berdasarkan keputusan Menteri Dalam Negeri No. 48 tahun 1989. Bahkan Bonatische Garden Bonn, sebuah kebun raya di Jerman, menggunakan bunga bangkai sebagai simbolnya.

Masa Hidup

Meski dikenal karena bunganya, kenyataannya bunga bangkai dan bunga raflesia tidak selalu ‘berbunga’ sepanjang hidupnya.

Sebelum bunganya bisa mekar dengan sempurna, bunga bangkai harus mengalami dua fase utama dalam siklus hidupnya, yaitu fase vegetatif (berdaun) dan fase generatif (berbunga). Bunga bangkai memiliki fase vegetatif yang terbilang cukup lama, bahkan bisa mencapai 20 hingga 40 tahun sebelum akhirnya memasuki fase generatif dan berbunga untuk pertama kali. Masa mekarnya pun sangat singkat jika dibandingkan dengan fase tumbuh yang dialaminya, yaitu hanya sekitar 3 hari sampai satu minggu, sebelum akhirnya tanaman layu dan menyisakan biji.

Lain halnya bagi bunga raflesia. Siklus hidup bunga raflesia jauh lebih singkat, namun juga kompleks. Sejak bibit raflesia diserbukkan dan disebarkan oleh serangga, tanaman raflesia akan mulai tumbuh ketika menempel di sebuah batang tumbuhan liana (merambat) dari genus tetrastigma. Raflesia akan hidup sebagai parasit dan menyerap nutrisi dari inangnya. Dibutuhkan waktu paling lama setidaknya lima tahun bagi bunga raflesia untuk bisa mekar, yang lamanya juga tak jauh berbeda dari bunga bangkai, yaitu sekitar lima hingga tujuh hari. Hanya selama masa mekar itulah penyerbukan bunga raflesia mungkin terjadi, sehingga tumbuhan bunga raflesia sangat jarang tumbuh berjauhan satu sama lain.

Kemungkinan untuk Dibudidayakan

Karena sifatnya yang parasit, bunga raflesia sangat bergantung kepada inangnya untuk memperoleh nutrisi, Jika dipisahkan dari inangnya, bisa dipastikan raflesia akan mati. Hingga kini hanya ada satu kali percobaan pengembang-biakkan raflesia di luar habitatnya yang berhasil, yaitu di Kebun Raya Bogor. Kesulitan tersebut muncul tak lain karena masih ada begitu banyak ilmu tentang perkembang-biakkan bunga raflesia yang masih menjadi misteri, seperti mekanisme penyerbukan dan penyebarannya.

Berbeda dengan raflesia yang bersifat parasit, bunga bangkai adalah tumbuhan berbunga majemuk. Meski sulit dikembang-biakkan di luar habitatnya, namun tingkat keberhasilannya jauh lebih baik dari bunga raflesia. Bahkan Taman Botani University of California di Barkeley, Amerika Serikat berhasil menanam bungai bangkai dari jenis titan arum. Bunga yang ditanam pada tahun 2009 lalu tersebut akhirnya mengeluarkan kuncup bunganya pada tahun 2015. Hal tersebut sontak mengejutkan banyak pihak, termasuk 2000 orang yang berbondong-bondong menyambangi taman botani tersebut untuk menyaksikannya langsung.

Meski memiliki berbagai perbedaan, bunga bangkai dan bunga raflesia pun sebenarnya memiliki satu kesamaan yang hakiki : keduanya sama-sama terancam punah. Disamping teknis perkembang-biakkannya yang sebagian masih ditutupi kabut misteri, deforestasi dan ulah jahat tangan manusia pun ditengarai menjadi faktor lain penyebab terancamnya dua flora eksotis ini. Berkaitan dengan hal ini, alangkah baiknya jika kita merenungkan sebuah nasihat lama orang Lahat : dide pacak ngiluk’i, dide merusak jadilah (jika tidak bisa memperbaiki, setidaknya jangan merusak).

(Sumber : alamendah.org; mongabay.co.id; nationalgeographic.co.id; raflessia.or.id; wwf.or.id)

Tags

Related Post

Leave a Comment

Ads - Before Footer