Keluh-kesah riuh terucap, menguap menembus udara menuju birumu
Telapak kaki gusar melangkah di sepanjang lorongmu, tak sabar meniti persimpangan, tanjakan, lembah landai; merusak lalu lintasmu
Mata yang terbuka namun menolak melihat, petunjuk jalan disangkal; menciptakan gelap yang menjadi jarak-jarak menuju rangkulanmu
Tak pernah kau beranjak dari sana…
Saban hari kau duduk, menunggu tubuh satu per satu rindu menyebut namamu
Hari ini satu tubuh terjatuh, dan namamu yang ia ingat.
Hari ini tubuh itu merangkak menuju engkau.