Diskusi “Night Bus”, PMC Mengajak Masyarakat Belajar Dari Film

Festival Film Indonesia 2017 menetapkan film Night Bus yang diproduseri Darius Sinathrya sebagai film terbaik 2017. Atas pertimbangan inilah Palembang Movie Club bekerjasama dengan Pusat

Sunny H

Festival Film Indonesia 2017 menetapkan film Night Bus yang diproduseri Darius Sinathrya sebagai film terbaik 2017. Atas pertimbangan inilah Palembang Movie Club bekerjasama dengan Pusat Pengembangan Perfilman Kemendikbud dan Night Bus Pictures mengadakan nonton bersama dan diskusi bersama Rahabi Mandra penulis skenario film pada sabtu (24/03/18) di PIM XXI.

Perjalanan bus malam menuju Kota Sampar di malam hari pada saat rawan konflik bersenjata menjadi latar belakang film yang memakan waktu pembuatan hingga 2 tahun ini. Inti film ini ialah pesan kemanusiaan dan kebangsaan. Hal ini dibenarkan oleh Nasrullah dari Lembaga Sensor Film pada sesi diskusi.

Acara yang dihadiri oleh 195 orang ini berjalan kondusif dan aktratif. Hal ini terlihat saat sesi diskusi yang dipenuhi pertanyaan sangat banyak. Diskusi yang berlangsung selama kurang lebih 2 jam ini menunjukkan bahwa Night Bus berhasil menyampaikan pesan kepada masyarakat. Salah satu perempuan yang bertanya bahkan tak mampu menahan isak tangisnya.

Rahabi Mandra selaku penulis skenario menjawab beberapa pertanyaan tentang film terutama dari unsur cerita. Dia menjelaskan bahwa film ini bersifat fiktif. Nama Sampar sejatinya ialah penyakit. Hal ini bertujuan agar pesan film ini bersifat umum dan tidak menyinggung siapapun. Dalam proses penulisannya penambahan unsur disesuaikan dengan kebutuhan film. Bahkan sebelum berangkat syuting, sempat menanyakan kebeberapa pihak yang mungkin tersinggung. Nyatanya tidak menjadi masalah.

Kegiatan ini bagus, melalui film dan buku ada amanah tersirat. Seperti mengapa mengunakan bahasa tertentu dalam dialog ? Film mereferensikan beberapa buku, tanpa sengaja langsung lewat film kita mendapatkan ilmu. Sehingga film bisa menjadi awal untuk berdikusi pengetahuan baru. Karena hampir setiap orang suka menonton film.” Ujar Lulu Ulfa selaku cofounder Komunitas Akar Rumput.

Film telah menjadi salah metode baru menambah ilmu dan pengetahuan. Tak sedikit film yang menyiratkan pesan-pesan kemanusiaan didalamnya. Tentu hal ini harus didukung oleh masyarakat dengan cara terus menonton film karya anak bangsa.

Sumber: (Arif)

Tags

Related Post

Leave a Comment

Ads - Before Footer