Jembatan Ampera tak luput dari usaha Pemprov Sumsel dan Pemkot Palembang dalam ‘bedandan’ menyambut Asian Games. Jembatan ikonik berusia 53 tahun tersebut diketahui telah mengalami beberapa renovasi sejak awal tahun 2018, mulai dari warna cat, trotoar, tambahan lampu hias dan bahkan jaringan wi-fi gratis. Namun dari semua penampilan baru Jembatan Ampera tersebut, yang paling mencolok adalah pemasangan jam analog raksasa pada kedua sisi pilarnya.
“Selain cat, perbaikan trotoar dan pasang WiFi gratis kami mulai pasang jam analog raksasa,” terang PPK BBPJN di Jembatan Metropolitan, Suwarno, dilansir dari detik.travel.com. Menurut Suwarno,mesin jam analog berdiameter 5,5 meter tersebut didatangkan langsung dari Jepang dan dirakit di Palembang.
Mesin jam analog tersebut telah dinaikkan sejak Ahad, 15 Juli lalu. Ukurannya yang besar cukup mampu menyedot perhatian para pengguna jalan. Ada alasan khusus mengapa jam analog lebih dipilih ketimbang jam digital.
“Umur jam analog lebih lama, sampai dengan 30 tahun garansi mesin jam dan tiga tahun garansi baterai jamnya”, sambung Suwarno. Hal tersebut seolah dibenarkan oleh pengalaman masyarakat Palembang, karena Jembatan Ampera juga dulunya sempat memiliki sepasang jam digital di kedua sisi pilarnya, namun jam tersebut tidak lagi menyala setelah beberapa tahun, sebelum akhirnya dicabut.
Kelebihan lain jam analog juga, menurut Suwarno, dapat ditinjau dari prinsip keselamatan lalu-lintas yang diterapkan dunia. Hal tersebut dikarenakan jam analog memerlukan lebih sedikit konsentrasi untuk dibaca dibandingkan jam digital, sehingga keselamatan pengendara bermotor yang melihatnya lebih terjaga. “Desain jam juga lebih simpel, untuk memudahkan pengendara dalam emmbaca jam tersebut, sehingga tidak mengganggu konsentrasi para pengendara”, katanya, dikutip dari tribunnews.com.
Sebagaimana kebanyakan jam analog di seluruh dunia, jam analog Jembatan Ampera akan berbunyi setiap jarum jam berpindah satu angka. Meski demikian, jam Jembatan Ampera tersebut juga dapat diatur agar tidak berbunyi.
Jembatan Ampera sendiri sudah mengalami banyak renovasi sejak diselesaikan pembangunannya pada tahun 1965. Jembatan yang dulu merupakan jembatan angkat tersebut dirancang oleh insinyur berkebangsaan Jepang dan dibangun dengan bantuan penuh Pemerintah Republik Indonesia dengan menggunakan harta rampasan perang yang diperoleh Indonesia pasca kemerdekaan.
(sumber : travel.detik.com; tribunnews.com)