Ramadan adalah bulan yang istimewa bagi umat muslim. Selain karena termasuk ke dalam empat bulan haram dalam kalender Islam, muslim di seluruh dunia akan secara kompak melakukan ibadah puasa selama Bulan Ramadan. Kondisi tersebut tentu memunculkan rasa saling memiliki yang kolektif bagi setiap umat muslim di dunia.
Merujuk pada dalil syar’i, puasa pada Bulan Ramadan sejatinya dilakukan sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Landasan agama tersebut tentu menciptakan perbedaan lamanya waktu berpuasa di berbagai tempat akibat adanya perbedaan zona waktu di seluruh dunia. Bahkan di beberapa negara, waktu berpuasa bisa mencapai 22 jam dalam satu hari!
Penasaran negara mana saja dengan waktu puasa tercepat dan terlama di dunia? Kali ini tim Srivijaya merangkum informasi tentang durasi waktu berpuasa di berbagai negara di dunia, mulai dari yang tersingkat hingga yang terlama.
- Chili
Tidak ada yang tahu pasti siapa orang yang pertama menyebarkan Islam di Chili, namun saat ini terdapat 3.000 orang muslim di negara Amerika Latin satu ini. Di era modern, sebagian besar muslim di Chili adalah imigran dari Suriah dan Libanon, namun tidak sedikit dari mereka merupakan masyarakat setempat yang memilih untuk memeluk Islam.
Letak geografis negara ini membuat rata-rata waktu berpuasanya jauh lebih singkat dari Indonesia, yakni hanya sekitar 9 jam 12 menit!
- Australia
Meski berada tak jauh dari Indonesia, ternyata durasi waktu berpuasa rata-rata di Australia lebih singkat dari Indonesia yang rata-rata lamanya 13 jam. Hal tersebut dikarenakan karena sebagian wilayah di Australia tengah memasuki musim dingin menjelang Bulan Ramadan, sehingga waktu siang berlangsung lebih singkat. Rata-rata waktu berpuasa di Australia adalah 11 jam. Penduduk muslim di Australia juga tak akan kesulitan menemukan hidangan sahur dan berbuka di Australia, karena di Sydney Road, tersedia banyak kios yang menjual makanan halal.
- Afrika Selatan
Jika muslim Indonesia mengenal istilah ‘melihat hilal’ dan ‘sidang isbat’, muslim Afrika Selatan akrab dengan istilah ‘Maan Kykers’ yang secara harfiah berarti ‘pengamat bulan’. Khusus tahun ini, Afrika Selatan tengah memasuki waktu terdinginnnya saat Ramadan tiba, sehingga rata-rata lama berpuasa di Afrika Selatan adalah 11,5 jam.
- Argentina
Selain menjadi salah satu negara pencetak pemain sepak bola handal, Argentina juga dikenal sebagai negara yang toleran dalam urusan beragama. Di Argentina terdapat sebuah masjid sekaligus Islamic center terbaik dan terbesar di Amerika Latin bernama The King Fahd Islamic Cultural Center, fasilitas muslim Argentina yang dibangun dengan bantuan Raja Fahd dari Arab Saudi dan hibah dari pemerintahan Argentina.
Lamanya waktu berpuasa rata-rata di Argentina tak lebih dari 12 jam dalam sehari. Meski demikian, jumlah masyarakat Islam yang sedikit di Argentina, yaitu hanya sekitar 400 jiwa atau satu persen dari jumlah penduduknya turut menjadi tantangan tersendiri bagi muslim Argentina dalam menjalankan ibadah puasa.
- India
Umat muslim di Negeri Taj Mahal melaksanakan puasa selama rata-rata 15 jam tiap harinya, mulai dari pukul 03.54 pagi hingga 19.12 malam. Serupa dengan indonesia, India termasuk negara yang melarang restoran dan rumah makan beroperasi secara aktif selama waktu puasa Ramadan berlangsung.
- Inggris
Sebagai salah satu negara tujuan favorit mahasiswa Indonesia yang ingin melanjutkan kuliah, Inggris sudah tidak asing lagi dengan budaya berpuasa umat muslim. Di Inggris sendiri setidaknya terdapat 2,7 juta penduduk muslim. Selain itu, Inggris merupakan salah satu negara dengan komunitas muslim paling aktif di seluruh Eropa.
Kendala terberat muslim di Inggris selama Ramadan adalah durasi berpuasanya yang bisa mencapai 18 jam sehari. Lamanya waktu puasa tersebut dikarenakan sebagaimana negara Eropa lainnya seperti Jerman, Inggris tengah memasuki puncak musim panasnya di Bulan Mei dan Juni, sehingga waktu siang berlangsung lebih lama dari waktu malam. Komunitas muslim di Inggris aktif mengingatkan umat Islam di Inggris untuk selalu menjaga kesehatan tubuh selama Bulan Ramadan.
- Alaska
Negara berjulukan ‘The Land of The Midnight Sun’ satu ini memiliki keunikan dalam menentukan lamanya waktu berpuasa. Dewan Masjid Alaska sepakat mengikuti fatwa Dar Al-Ifta Al-Misriyyah, lembaga hukum Islam yang berpusat di Kairo, Mesir dalam menentukan durasi berpuasa mereka. Fatwa yang diterbitkan sejak tahun 2009 tersebut menyatakan bahwa wilayah yang berdekatan dengan kutub seperti Alaska hanya perlu berpuasa mengikuti lamanya waktu berpuasa di Mekah, Arab Saudi, yang rata-rata lama berpuasanya mencapai 15 jam sehari.
Meski demikian, sebagian masyarakat muslim Alaska tetap berpuasa mengikuti waktu fajar dan maghrib di Alaska yang selalu berubah sepanjang tahun. Di musim dingin, durasi berpuasa mereka biasanya sekitar 5 jam sehari, dan sebaliknya di musim panas, bisa mencapai 20 jam sehari.
- Islandia
Serupa dengan Alaska, muslim di Islandia juga harus berjibaku dengan waktu berpuasa yang sangat lama, bahkan bisa mencapai 22 jam sehari. Bahkan dalam beberapa hari di pertengahan tahun, matahari bisa sama sekali tidak terbenam di Islandia! Untuk mengantisipasi keadaan tersebut, komunitas muslim di Islandia juga menerapkan fatwa yang sama yang diterapkan Alaska dan negara-negara lain di lingkar Antartika.
Saat ini setidaknya terdapat 1.300 orang Islam di seluruh Islandia, dengan pusat studi dan kajian di Reykjavik, Ibukota Negara Islandia. Meski jumlahnya hanya 0,2 persen dari penduduk total Islandia, Islam di Islandia tumbuh subur dan solid, terutama karena ibadah berpuasa Ramadan tiap tahunnya.
Kewajiban berpuasa sendiri sejatinya ada untuk membentuk karakter disiplin dalam diri seorang muslim, juga menumbuhkan rasa welas asih terhadap kaum dhuafa yang biasa menjalani hidup dalam kekurangan akan pangan. Namun dengan melihat perbedaan waktu berpuasa di seluruh dunia, sepatutnya muncul pemahaman baru bagi umat muslim Indonesia. Lelah dan penatnya umat muslim Indonesia dalam berpuasa ternyata belum cukup berat dibandingkan saudara muslim lainnya yang hidup di negara-negara Eropa seperti Inggris dan Islandia.
(Referensi : berbagai sumber)