Sosok-sosok jenius seringkali terlahir dari keluarga yang sederhana. Seperti Ilham, contohnya. Putra sulung dari seorang penjaga kantor dan penjual gorengan ini beberapa waktu lalu terpilih mewakili Indonesia dalam sebuah ajang Olimpiade Matematika Internasional di Universitas Yongdo, Seoul, Korea Selatan. Bersama kakak kelasnya, Muhammad Shiqo Filla, anak laki-laki bernama lengkap Bachtiar Hafiz Ilham Pratama ini mampu memperoleh nilai sempurna dalam preliminary round World Mathematics Invitational (WMI) pada Februari lalu. Capaian nilai mereka tersebut mengantarkan Ilham mendapatkan medali perak, sementara medali emas diperoleh oleh Shiqo Filla. Ilham dan Shiqo pun kontan akan menjadi bagian dari kontingen Indonesia yang berangkat untuk babak final di Korea Selatan pada Bulan Juli 2018 ini.
Napaktilas Prestasi Ilham
Sebelum menduduki bangku SMA, Ilham memang dikenal sebagai siswa yang cemerlang. Di wilayah asalnya di Muaradua, OKU Selatan, ia langganan menyabet Juara I dan Juara II semasa SD dan SMP. Bahkan di SMAN Sumsel tempat ia menuntut ilmu sekarang, Ilham sengaja ditempatkan di kelas olimpiade, karena daya analisis dan kemampuan berhitungnya diakui guru-gurunya berada di atas rata-rata.
“Keduanya (Ilham dan Shiqo) termasuk siswa istimewa yang dimasukkan ke kelas olimpiade, karena daya analisis, logikanya lebih tinggi dan kemampuan berhitungnya lebih cepat dari siswa lainnya”, ujar Diarani Ariesta, guru matematika Ilham, sebagaimana dilansir dari tribunnews.com.
Namun kemampuan analisis matematika tentu belum cukup untuk membekali Ilham terbang ke Korea Selatan. Ilham dan Shiqo ternyata rutin membahas soal-soal matematika dalam Bahasa Inggris. Dengan demikian, bekal kemampuan bahasa asing Ilham tak lagi diragukan.
Dukungan dari Semua Pihak
Orangtua Ilham, Eti Sumiati dan Bachrudin mengaku tidak ada kiat khusus dalam mendidik anaknya. Sebelum bersekolah di SMAN Sumsel yang menerapkan sistem asrama, keseharian Ilham di luar sekolah biasanya ia isi dengan membantu ibunya menyiapkan dagangan di kantin Dinas Pendidikan tempat ibunya berjualan. Sementara pada malam harinya, Ilham belajar dengan rutin secara mandiri. Pasangan suami istri tersebut sangat terharu dan bangga menceritakan prestasi anaknya.
Meski orangtua Ilham hanya mengenyam pendidikan hingga bangku SMA dan tergolong keluarga kurang mampu, namun prestasi cemerlang Ilham dan cita-cita Ilham untuk menjadi dokter membangkitkan semangat mereka untuk menyekolahkan Ilham setinggi mungkin. Jalan Ilham untuk mencapai cita-citanya pun terbuka setelah ia diterima bersekolah di SMAN Sumsel dan mulai merangkai prestasinya disana.
Eti dan Udin, panggilan akrab kedua orangtuanya mengaku senang karena Ilham bukan hanya membawa nama baik Kabupaten OKU Selatan dan Provinsi Sumsel, tapi juga Indonesia di kancah internasional.
Dukungan demi dukungan pun mengalir kepada Ilham. Isyana Lonetasari Popo, Ibu Bupati OKU Selatan sekaligus bagian tim penggerak Program Kesejahteraan Keluarga, mengaku memberikan dukungan moral kepada Ilham dan keluarganya. Selain itu, Kadis Pendidikan OKU Selatan turut mengadakan penggalangan dana bersama stafnya untuk memberi tambahan uang saku kepada Ilham selama bertanding mewakili Indonesia nanti.
Ilham dan kontingen Indonesia lainnya dalam WMI direncanakan akan bertanding pada 13 – 17 Juli mendatang di Universitas Yongdo, Seoul, Korea Selatan menghadapi pelajar-pelajar terbaik dari berbagai negara di seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Bulgaria dan Tongkok. WMI sendiri adalah kompetisi matematika pelajar internasional bergengsi yang dihelat setiap tahun. Tahun ini adalah kali keenam WMI diselenggarakan, setelah sebelumnya sempat digelar di Malaysia, Vietnam, Tiongkok dan Taiwan.
(sumber : suaraindonesia.co.id; tribunnews.com; wminv.org)