Berkenalan dengan Canoe Polo, Cabor Eksibisi di Asian Games 2018

Asian Games 2018 semakin dekat. Persiapan menyambutnya pun dikebut, mulai dari penuntasan pembangunan Lintas Rel Terpadu (LRT), peremajaan venue dan asrama atlet, hingga pengembangan berbagai

Sunny H

Asian Games 2018 semakin dekat. Persiapan menyambutnya pun dikebut, mulai dari penuntasan pembangunan Lintas Rel Terpadu (LRT), peremajaan venue dan asrama atlet, hingga pengembangan berbagai jenis media promosi Asian Games. Ajang olahraga empat tahunan tingkat Asia tersebut kali ini akan memperlombakan 40 cabang olahraga, ditambah dua cabang olahraga eksibisi, yaitu e-sports dan canoe polo.

Berbeda dengan cabang olahraga e-sports yang sempat viral karena menyertakan pertandingan Game Arena of Valor (AoV) di dalamnya, cabang olahraga canoe polo masih belum begitu populer di telinga orang-orang awam. Seperti apa cabang olahraga air satu ini?

Perpaduan Canoeing dan Polo Air

Nama canoe polo sendiri berasal dari gabungan dua nama cabang olahraga, yaitu canoeing (kayak) dan polo air. Tak ada makna khusus dibalik namanya, karena olahraga satu ini memang merupakan gabungan dari permainan polo air dan kayak. Meski baik olahraga kayak maupun polo air juga diperlombakan di Asian Games, namun canoe polo tetap merupakan cabang olahraga yang terpisah sendiri.

Dalam permainan canoe polo, dua tim yang masing-masing beranggotakan lima orang atlet (dan tiga atlet cadangan) harus berlomba mencetak sebanyak mungkin angka dengan memasukkan bola ke gawang tim lawan. Masing-masing atlet yang bertanding dipersenjatai dengan sebuah dayung dua sisi, perahu kayak kecil untuk satu orang dan perlengkapan keamanan. Bola dapat dioper dan ditembakkan ke gawang lawan dengan menggunakan dayung atau langsung dengan tangan.

Sekilas Tentang Permainan Canoe Polo

Berbeda dengan perlombaan kayak, perahu yang digunakan dalam permainan canoe polo berukuran jauh lebih kecil dan hanya untuk dimuati satu orang. Bentuknya juga lebih pipih dan ringan, sehingga cocok untuk bermanuver dengan gesit di atas air. Dayung yang digunakan pun lebih ringan dari yang biasa digunakan dalam pertandingan kayak, serta berbentuk tebal dan licin untuk menghindari cidera selama pertandingan. Canoe polo adalah olahraga yang selain mengandalkan kekompakan tim, juga mengandalkan kemampuan fisik yang prima dari masing-masing atlet.

Olahraga Canoe Polo terbentuk di London, Inggris pada tahun 1970. Canoe Polo pada saat itu diperlombakan sebagai pertandingan percobaan di Eksibisi Canoe Nasional di Crystal Palace National Sports Centre. Kemunculan Canoe Polo ternyata menarik minat banyak orang, sehingga Perserikatan Olahraga Kayak Inggris akhirnya membentuk Sub-komite Canoe Polo Nasional. Persatuan tersebutlah yang merancang peraturan Canoe Polo modern. Kejuaraan Canoe Polo Nasional selalu digelar setiap tahun di Inggris, hingga akhirnya olahraga air satu ini kemudian diperlombakan pula di Duisburg, Jerman pada tahun 1987 sebagai olahraga demonstrasi.

Canoe Polo di Asian Games

Meski tahun ini menjadi tahun pertama digelarnya canoe polo di Asian Games, sebenarnya canoe polo sudah cukup populer di luar negeri, khususnya Eropa. Bahkan terdapat berbagai ajang olahraga tahunan yang mencantumkan canoe polo sebagai salah satu cabang olahraga yang diperlombakan.

Masuknya canoe polo sebagai cabang olahraga di Asian Games tahun ini tak lepas dari desakan berbagai pihak yang menggemari olahraga satu ini. Walau masih termasuk olahraga eksibisi sehingga tidak memperebutkan medali, namun jika animo masyarakat Indonesia akan canoe polo dapat meningkat melalui Asian Games, bukan tidak mungkin atlet-atlet canoe polo Indonesia dapat memiliki ‘panggung’-nya sendiri dalam ajang-ajang olahraga lainnya yang akan datang.

(Sumber : canoeicf.com; en.wikipedia.org; juara.bolasport.com)

Tags

Related Post

Leave a Comment

Ads - Before Footer