Dua ribu seratus masehi
Kupandang lirih sosokmu
Lesang terpatri zaman
Bahu yang tegap, kokoh
Punggung yang lebar
Tapi kau tak bisa bohong
Karena dari kernyitmu kami tahu boi
Kau, hatimu, menjerit
Desingan sudah berlalu
Dentuman sudah berakhir
Tapi kekalutan adalah badai tiada akhir
Menyergap mereka yang lemah imannya
Menyerang mereka yang goyah jiwanya
Dua ribu seratus masehi
Peluh mengalir
Darah menganyir
Panggilan masuk dari markas pusat
Izrail disini
Boi, pulanglah
Pulanglah, ke barak yang terakhir
Pulanglah ke barak akhirat