Meski telah memasuki musim kemarau sejak akhir Bulan Maret lalu, wilayah Sumsel hingga kini nyatanya tetap saja diguyur hujan. Walau tergolong hujan ringan dan relatif singkat, hujan di Sumsel berlangsung secara rutin, khususnya di Palembang.
Usut punya usut, fenomena hujan di bulan kemarau tersebut tidak sepenuhnya terjadi secara alami. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) RI ternyata turun tangan dan merancang hujan buatan lewat TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca) untuk menyemai awan yang melintas di atas Provinsi Sumsel menjadi awan hujan. Proyek yang bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tersebut ternyata telah dimulai sejak 16 Mei 2018 lalu.
Sebanyak 16.000 kilogram garam dapur (NaCl) yang digunakan dalam menciptakan hujan buatan hingga kini ditaksir telah menghasilkan lebih dari 161 juta kubik air hujan yang merata di seluruh permukaan Sumsel. Pihak BPPT memastikan operasi hujan buatan akan terus berlanjut hingga tiga bulan kedepan, atau tepatnya sejak sebelum hingga sesudah pelaksanaan Asian Games 2018 di Kota Palembang.
Kepala Balai Besar TMC (BBTMC)-BPPT Dr. Tri Handoko Seto melalui Kepala Bidang Pelayanan Teknologi Sutrisno, Msi. menjelaskan, sebelum dilakukannya proses penyemaian awan untuk antisipasi Karhutla di wilayah Sumsel yakni setiap pagi dilakukan analisis distribusi hujan dan potensi pertumbuhan awan di wilayah Sumsel. Area yang mempunyai curah hujan relatif lebih kecil dibanding area lain, dijadikan target area utama pada hari itu, untuk diupayakan terjadi hujan asal di area tersebut terdapat awan potensial.
Langkah perancangan hujan buatan tersebut menjadi bagian kesiapan khusus untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), guna mengamankan Asian Games 2018 dari bencana asap. Selain Sumsel, langkah yang sama juga diterapkan di dua provinsi rawan karhutla lain di Sumatera yaitu Jambi dan Riau, demi menghilangkan potensi bencana asap kiriman dari provinsi lain.
Sehingga secara keseluruhan di wilayah Sumsel terjaga kelembaban tanahnya dan ini akan menjadi penghambat untuk munculnya hotspot.
(Sumber : antaranews.com ; kompas.com)